Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan Kerja di Laboratorium - Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan kegiatan yang penuh resiko dan berbahaya, sehingga dalam bekerja di laboratorium wajib melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja laboratorium. Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita harus mengenali semua keadaan berbahaya, kemudian mengambil tindakan untuk keselamatan kerja yang berkaitan dengannya. Pekerjaan merancang praktikum yang selamat dari bahaya kecelakaan ataupun bahaya lain yang mungkin timbul, harus dilakukan sebelum, selama dan setelah melaksanakan kegiatan praktikum. Ruang laboratorium perlu dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja dan perlengkapan pribadi yang harus dipakai dalam bekerja di laboratorium seperti jas prktikum, pelindung mata, dan sarung tangan
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di Laboratorium

Kegiatan praktikum dalam laboratorium Fisika harus memperhatikan aspek-aspek keselamatan kerja. Keselamatan kerja hendaklah dipandang satu kesatuan utuh dalam penyelenggaraan suatu praktikum Fisika. Keselamatan kerja dan kegiatan praktikum merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Dua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang sama pentingnya untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Melaksanakan yang satu, berarti pula harus melaksanakan yang lain. Artinya jika kita akan melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium Fisika, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita pula untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium Fisika

Keselamatan kerja di laboratorium Fisika menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya.

cara dan prosedur melakukan pekerjaan di laboratorium perlu diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan atau perkerjaan di laboratorium dan mencegah terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya 

tata tertib laboratorium dan pedoman kegiatan laboratorium yang jelas mencegah terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium akibat kesalahan pengoperasian alat-alat. Manual penggunaan alat dan penuntun percobaan, harus selalu tersedia bagi setiap yang akan menggunakan alat-alat tersebut.
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Tata tertib laboratorium

Tata tertib laboratorium 

Tata tertib laboratorium dapat dibedakan tata tertib umum dan tata tertib khusus.Tata tertib umum adalah tata tertib yang berlaku bagi semua orang yang bekerja di laboratorium baik itu siswa, guru ataupun pegawai lain yang memasuki laboratorium Sedangkan tata tertib khusus adalah tata tertib yang berhubungan dengan prosedur kerja dan berlaku di kalangan tertentu misalnya para guru atau pimpinan sekolah, tidak perlu diketahui oleh siswa

Yang perlu diatur dan dikemukakan dalam tata tertib umum adalah: 

  • Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di laboratorium. 
  • Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium. 
  • Cara bertutur kata, dan berperilaku di dalam laboratorium. 
  • Barang bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa ke dalam dan ka luar laboratorium. Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium. 
  • Keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium. 
  • Pemeliharaan keamaan, kebersihan dan kenyamanan laboratorium


Pedoman kegiatan

Pedoman kegiatan laboratorium adalah petunjuk teknis perencanaan, palaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium. Kegiatan laboratorium yang dimaksud dapat berupa kegiatan rutin seperti kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan non rutin seperti perlombaan karya ilmiah, perlombaan kreativitas siswa dan guru dalam bidang fisika, pameran dan sebagainya. Pedoman kegiatan laboratorium ini ditujukan kepada mereka yang akan melaksanakan kegiatan laboratorium. Pedoman kegiatan ini berisi antara lain:

  • Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium. 
  • Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium. 
  • Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium. 
  • Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium. 
  • Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan laboratorium non rutin. 
  • Petunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratorium 
  • Petunjuk pelaksanaan kegiatan yang harus dipenuhi, serta pembagian tugas dan tanggung jawab perencanaan pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium yang akan dilaksanakan
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Simbol-simbol  di laboratorium

Manual pengunaan alat 

Buku manual alat atau biasa disebut secara singkat sebagai manual alat adalah buku atau lembaran kertas yang berisi informasi mengenai spesifikasi alat, fungsi alat, teknik pengoperasian dan cara menggunakannya. Manual alat diterima bersamaan dengan penerimaan alat yang dibeli atau dipesan atau dikirim.
  • Alat-alat yang berasal dari luar negeri, manualnya biasa ditulis dalam bahasa inggris atau bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji. 
  • Apapun bentuk dan isinya, manual alat harus selalu ada selama alat yang bersangkutan itu ada dan masih berfungsi. 
  • Ketika alat baru diterima, manualnya harus segera difoptocopy, manual aslinya disimpan atau diamankan dan yang kemudian digunakan adalah fotocopynya. 
  • Manual alat pertama kali digunakan oleh penerima alat untuk memeriksa kelengkapan alat yang diterima bersamanya. 
  • Manual alat kemudian digunakan untuk memeriksa keberfungsian alat yang baru diterima. Selanjutnya manual ini dipelajari dan digunakan oleh setiap pengguna alat. 
  • Manual alat yang ditulis dalam bahasa inggris bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji hendaknya dibuat versi bahasa indonesianya agar setiap pengguna alat dapat memahaminya. 
  • Jika manual alat yang asli dianggap kurang jelas, kurang rinci atau kurang operasional, maka lebih baik di buat manual penggunaan yang dianggap akan lebih mempermudah orang dalam menggunakan alat yang bersangkutan.

Penuntun percobaan 

Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran, maupun oleh guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun ketika memperagakan atau mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan percobaan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannnya, diperlukan penuntun percobaan yang disusun sesuai dengan tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya 

Jumlah dan jenis percobaan direncanakan dan diperhitungan bersama-sama oleh semua guru fisika sebelum semester berjalan dimulai. Jumlah dan jenis percobaan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan kemampuan laboratorium menyediakan alat-alat dan bahan-bahannya. Penentuan jumlah dan jenis percobaan ini juga menentukan pengajuan usulan atau permohonan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat laboratorium tiap semester. 

Setelah jumlah dan jenis percobaan ditentukan, tahap berikutnya adalah pembagian tugas diantara guru fisika untuk menulis dan menyusun penuntun percobaan atau memperbaiki penuntun percobaan yang mungkin sudah ada sebelumnya. Penuntun percobaan yang disusun oleh seorang guru fisika sebaiknya direview oleh sesama guru fisika yang lain. Penuntun percobaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa yang akan menggunakannya.

  • Penuntun percobaan disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang hendak dicapai dengan kegiatan percobaan yang bersangkutan. Penuntun percobaan harus menyebutkan dengan jelas bahan dan alat yang digunakan, bila perlu lengkap dengan spesifikanya. 
  • Penuntun percobaan harus jelas melatrihkan keterampilan melakukan penyelidikan/penelitian. 
  • Penuntun percobaan tidak harus selalu berbentuk “resep”. 
  • Penuntun percobaan hendaknya harus sudah dapat dipelajari anak sebelum melakukan percobaan.
Alat-alat keselamatan 

Alat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam percobaan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja percobaan itu, dan alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan semacam pertolongan pertama kepada kecelakaan kerja yang terjadi di dalam laboratorium. Beberapa alat-alat bantu diantaranya
  • Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit dan memegang benda (misalnya tabung reaksi) yang dipanaskan. 
  • Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan. 
  • Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan
  • Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasang pada kaki komponen elektronik yang akan disolder sehingga komponen elektronik tidak terlalu kena panas solder. 
  • Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidak terlalu besar. 


Selalin alat-alat tersebut diatas dan banyak alat lain yang belum disebutkan, pelaku percobaan atau kegiatan laboratorium juga perlu memeperhatikan pakaian yang dikenakan ketika melakukan percobaan. Salah satunya pakaian yang dikenakan harus simpel dan memberikan kemudahan bergera. Pada percobaan-percobaan tertentu mungkin perlu digunakan laboratorium jas, sarung tangan dari bahan tertentu, kaca mata, alas kaki, masker dan sebagainya.
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Keselamatan Kerja di Laboratorium

Itulah beberapa hal yang kita perhatikan selama melakukan kegiatan di laboraturium. Dengan menaati hal di atas akan meminimalisir kecelakaan yang terjadi. jadi, stay safe dan selamat bekerja di laboraturium!


0 Response to "Keselamatan Kerja di Laboratorium"

Post a Comment